Tidak ada seorangpun yang menyukai orang munafik. Orang munafik adalah seseorang yang mengatakan sesuatu tetapi kemudian melakukan hal yang berbeda dari yang ia katakan tersebut. Orang-orang semacam ini menghakimi orang-orang lain tentang hal-hal yang mereka lakukan, tetapi kemudian di tempat lain mereka melakukan hal yang sama persis yang mereka katakan tidak seharusnya kamu lakukan. Itulah orang munafik. Tidak ada seorangpun yang menyukai orang munafik, ya kan?
Di dalam bahasa Yunani, bahasa asli penulisan Alkitab Perjanjian Baru, istilah munafik (hipokrit) mengacu kepada seorang aktor. Ketika kamu sedang menonton drama, para pemerannya adalah orang-orang yang munafik, dalam arti bahwa mereka berpura-pura menjadi orang lain, seperti halnya memakai topeng. Seorang munafik adalah seorang yang sedang beradegan (melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan diri mereka).
Menariknya, kemunafikan di dalam gereja menjadi salah satu alasan terbesar orang-orang untuk tidak menjadi seorang Kristen, atau untuk tidak menjadi bagian dari dalam satu komunitas orang-orang Kristen. Pernahkah kamu mendengar orang-orang berkata kepadamu, “Saya tidak ingin menjadi seperti mereka, karena mereka mengatakan suatu hal tetapi mereka kemudian melakukan hal yang berbeda”? Pernyataan ini sebenarnya bermasalah:
- Apakah semua orang Kristen munafik? Ya, mungkin ada beberapa orang Kristen yang munafik. Tetapi ketika kamu mengatakan semua orang Kristen itu munafik, apakah memang benar begitu? Mungkinkah kamu pergi ke kelompok orang yang salah?
- Apakah orang-orang yang munafik itu orang-orang Kristen saja? Bisakah kamu menemukan orang-orang munafik lainnya? Tidak adakah orang-orang munafik yang merupakan seorang Muslim, atau seorang Hindu, atau seorang Buddha, atau seorang ateis, atau seorang pluralis?
- Apakah menjadi seorang Kristen membuatmu menjadi seorang munafik? Kalau kamu adalah seorang Kristen dan kamu tidak menyukai orang-orang Kristen yang munafik, maka bukankah sebaiknya kamu menjadi orang Kristen yang tidak munafik?
- Apakah Kekristenan menyatakan bahwa seseorang tidak akan pernah menjadi munafik ketika ia menjadi seorang Kristen? Apakah supaya Kekristenan menjadi benar maka diperlukan kesempurnaan moral bagi semua pemeluknya? Apakah ketidakberdosaan para pemeluknya menjadi hasil yang diharapkan di dalam sistem kepercayaan Kristen?
Bukankah hal-hal yang berikut ini yang diajarkan oleh Kekristenan:
- Kita semua diciptakan oleh Allah tetapi telah gagal untuk hidup menurut jalan-jalanNya? Ya, saya pikir itu benar.
- Yesus mati sebagai ganti kita untuk membawa pengampunan pada kita? Ya, saya pikir itu benar.
- Orang-orang Kristen adalah mereka yang mencari pengampunan Allah dan menerimanya dengan percaya kepada Yesus? Ya, saya pikir itu benar.
- Semua orang Kristen orang-orang yang tidak akan pernah melakukan kesalahan lagi? Apakah hal itu yang Alkitab ajarkan? Saya pikir itu tidak benar. Orang-orang Kristen adalah mereka yang berusaha untuk hidup bagi Allah. Perhatikan: Berusaha, mencoba, tetapi bukan berarti bahwa mereka adalah sempurna. Itulah yang Alkitab ajarkan. Dan oleh karenanya, jika hal tersebut benar, dan ada seseorang datang ke suatu komunitas Kristen atau gereja dan melihat orang-orang yang munafik, apa artinya? Apakah itu berarti bahwa Kekristenan salah? Tidak sama sekali. Itu berarti bahwa mungkin ada beberapa orang di sana yang Kristen tetapi munafik. Mungkin ada beberapa orang yang bukan Kristen dan munafik juga. Tetapi mungkin juga orang-orang tersebut berusaha hidup bagi Yesus dan kadang-kadang gagal. Sebagai seorang Kristen, saya gagal, dan sebagai seorang Kristen, saya terkadang munafik. Tetapi itu tidak berarti bahwa Kekristenan salah. Kenyataannya, Kekristenan sangatlah benar dalam mengakui bahwa kita akan terus-menerus gagal dan oleh karenanya kita perlu untuk terus percaya kepada Yesus yang mati untuk kita untuk membawa pengampunan.
Banyak orang menghindari Kekristenan karena mereka mengatakan bahwa orang-orang Kristen adalah sekumpulan orang munafik. Hal tersebut sangat disayangkan jika memang benar. Saya pikir hal itu salah. Namun, ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan orang-orang berkata demikian:
- Mereka pernah disakiti di masa lalu oleh seorang Kristen, atau seorang yang menyebut dirinya Kristen.
- Mereka menggunakan hal ini sebagai dalih yang baik tetapi sebenarnya buruk. Maksud pernyataan ini adalah dalih ini baik karena mereka dapat menggunakannya untuk menghindari untuk percaya pada semua hal yang dijabarkan di pokok 1) sampai pokok 4) di atas sekaligus, tetapi buruk karena kebanyakan orang menggunakannya karena mereka tidak ingin untuk berusaha hidup bagi Yesus. Dan oleh karenanya, mereka memilih untuk menghindari semuanya sekaligus.
Tetapi satu hal sudah jelas, tidak seorangpun menyukai seorang yang munafik. Jadi mengapa orang melakukannya? Jika kita semua tahu bahwa kemunafikan adalah hal yang sangat buruk, apa yang dapat membuat kamu mengambil resiko dibenci oleh orang-orang lain? Paling tidak ada 2 hal yang mungkin:
- Karena kamu tidak berpikir akan ketahuan.
- Karena kadang-kadang kita pikir berlaku berbeda di hadapan orang-orang yang berbeda memiliki keuntungan yang melebihi resiko ketahuan. Kita suka memuaskan manusia dan kita suka mencari popularitas. Dan kemunafikan melakukan hal-hal tersebut. Kemunafikan berarti kamu dapat memuaskan orang-orang yang berbeda kapanpun kamu mau.
Tentang Kemunafikan
Mari kita kembali ke bacaan kita di Lukas 12:
12:1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 12:2 Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 12:3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.
Kalau kamu memperhatikan ayat 1, pada suatu masa di dalam hidup Yesus yang dicatat oleh Lukas di pasal 12, Yesus telah menjadi seorang bintang. Ia memiliki sekelompok penggemar yang datang untuk melihat, mendengar, dan menyentuh dirinya. Mereka di sana beribu-ribu, berdesak-desakan, dan mereka mau berada di mana Yesus berada bersama dengan murid-muridnya. Murid-muridnya, perhatikan, berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut. Mereka menjadi bagian dari kelompok Yesus, kelompok yang telah menjadi sangat sangat terkenal dalam waktu yang sangat singkat.
Tetapi lebih awal lagi di Lukas pasal 9, kita telah diberitahu bahwa Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Dan di Yerusalem, yang dapat kita baca di pasal-pasal belakangan dari kitab Lukas, hal yang menunggu Yesus ketika ia sampai di sana adalah bahwa ia tidak akan menjadi populer lagi, tetapi orang-orang akan menghukum dia. Mereka akan menangkap dia, mencambuk dia, menghina dia, dan pada akhirnya menyalibkan dia. Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem, dan pada saat itu kerumunan orang datang, mereka sangat bersemangat. Yesus sangat terkenal, dan murid-muridnya juga demikian, tetapi pertanyaannya bagi para murid adalah siapa yang akan mereka dengar, siapa yang akan mereka cari penerimaannya? Akankah mereka mencari Yesus, akankah mereka mencari penerimaan dari Yesus, atau akankah mereka mencari penerimaan dan mendapatkan kesenangan dengan memuaskan orang-orang yang ada di sekeliling mereka? Akankah mereka mengikuti Yesus ke Yerusalem dan bertemu dengan akhir yang tidak populer, atau akankah mereka menggunakan kesempatan yang ada untuk membuat diri mereka sepopuler mungkin?
Dan di dalam konteks inilah, di tengah-tengah beribu-ribu orang yang hadir pada saat itu, di ayat 1, bahwa Yesus mulai mengatakan kepada murid-muridnya terlebih dahulu, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi”.
Orang-orang Farisi adalah sekelompok masyarakat laki-laki Yahudi yang pada saat itu sangat populer, dan berpengaruh, dan memiliki banyak wewenang terhadap warga setempat. Mereka mengajarkan Perjanjian Lama, tetapi lebih daripada itu, mereka juga mengajarkan tradisi-tradisi yang harus diikuti oleh semua orang. Mereka adalah orang-orang yang legalistik. Tetapi, lebih buruk lagi, mereka adalah orang-orang munafik. Karena mereka memberi tahu orang-orang tentang berbagai hal yang harus dilakukan orang-orang tersebut di dalam cara yang sangat ketat dan mendetil, tetapi ketika tidak ada orang yang melihat, mereka justru melakukan hal-hal yang sebaliknya. Jauh di dalam hati mereka, mereka sebenarnya tidak menikmati melakukan hal-hal ini untuk Allah, tetapi untuk ketenaran mereka sendiri, untuk kapasitas mereka di dalam memiliki kewenangan di atas orang-orang lainnya. Dan oleh karenanya, tepat sebelum Lukas 12, Yesus mengatakan kepada orang-orang Farisi tersebut:
11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. 11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? 11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. 11:42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 11:43 Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. 11:44 Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.”
Orang-orang Farisi suka untuk dilihat oleh semua orang, mereka suka mendapatkan tempat duduk yang terbaik di dalam rumah, dan mereka melakukannya dengan memberitahu orang-orang apa yang harus dilakukan, tetapi, jauh di dalam hati mereka, mereka tidak mengasihi Allah. Ketika kerumunan orang datang, Yesus berkata kepada murid-muridnya, “berhati-hatilah terhadap ragi orang Farisi”. Kenapa? Karena, seperti ragi, setitik kecil kemunafikan, ketika kamu mencampurnya dengan kelompok orang yang lebih besar, hal kecil ini akan menjadi lebih besar dan besar dan besar. Itulah sifat kebohongan. Kamu mulai dengan kebohongan yang kecil, dan semakin banyak orang yang terlibat di dalam kebohongan tersebut, semakin besarlah kebohongan tersebut jadinya. Satu kebohongan dapat digunakan untuk menjelaskan kebohongan yang lain dan kebohongan yang lain dan kebohongan yang lain dan seterusnya hanya untuk membuat dirimu kedengaran benar. Tetapi perhatikan yang Yesus katakan, “Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”. Dengan kata lain, ya, kadang terlihat lebih baik untuk memalsukan sesuatu, tetapi semua rahasia, kata Yesus, tidak peduli seberapa baik kamu menyamarkannya, tidak peduli seberapa baik kamu menyembunyikannya, suatu hari akan tampak.
Salah satu penipu terbesar di jaman modern ini, adalah seorang pria bernama Victor Lustig (lahir di tahun 1890 sampai meninggal tahun 1947). Victor Lustig telah mendapatkan jutaan dolar dengan berbohong kepada orang-orang mengenai identitasnya. Ia adalah empunya penipu. Penipuannya yang paling pertama memberikan dirinya 30.000 dolar dengan mencetak uang palsu. Uang palsu tersebut digunakannya untuk mendapatkan penawaran yang sebenarnya tidak pernah ada sama sekali. Tetapi, karyanya yang terbesar, dan yang membuatnya terkenal, adalah sewaktu ia menjual menara Eiffel. Ada sebuah artikel di koran pada masa itu yang mengatakan bahwa menara Eiffel memerlukan banyak pekerja and biaya untuk pengelolaannya. Jadi Victor Lustig memutuskan untuk kemudian memanggil beberapa orang yang bekerja di industri logam, dan ia kemudian mengatakan bahwa ia merupakan anggota pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengelola menara Eiffel, dan bahwa pengelolaannya membutuhkan begitu banyak biaya, dan oleh karenanya pemerintah akan mulai menjual menara Eiffel tersebut kepada orang-orang yang berminat. Beberapa perusahaan menawarkannya sejumlah uang, tetapi pada akhirnya satu perusahaan memutuskan untuk membeli seluruh menara Eiffel darinya untuk mendapatkan logam bekas menara tersebut. Tetapi setelah diketahui bahwa ia sebenarnya tidak memiliki menara tersebut, perusahaan itu begitu malu sehingga mereka tidak meminta kembali uangnya. Namun demikian, seberapa pintar pun Victor Lustig, pada akhirnya di tahun 1947 ia ditangkap dan dikirim ke penjara Alcatraz.
Di masa-masa akhir 80-an, pernah ada skandal lain yang melibatkan dua orang: Fab Morvan dan Rob Pilatus. Mungkin kamu tahu dan ingat dengan Milli Vanilli? Milli Vanilli merupakan satu grup pop yang sedang naik daun pada masa itu. Mereka adalah duo asal Jerman yang menyanyikan lagu-lagu hit di Amerika dan seluruh dunia, dan mereka dengan cepat menjual hit nomor satu. Di tahun 1988, mereka adalah kelompok papan atas. Mereka memiliki lagu-lagu yang cepat dengan tarian yang menarik. Mereka merupakan orang-orang yang terlihat keren dengan rambut panjangnya. Di tahun 1990 mereka memenangkan Grammy Award untuk kategori Artis Pendatang Baru Terbaik. Namun, beberapa tahun kemudian, ketika mereka sedang mengadakan penampilan langsung di konser MTV di Connecticut, Amerika Serikat, menyanyikan lagu mereka yang terkenal, “Girl You Know It’s True”, tiba-tiba ketika mereka sedang menari dan menyanyi, rekaman yang mereka putar, yang digunakan untuk lip sync, yang ternyata bukan mereka yang nyanyikan, tetapi orang lain, mengalami masalah. Jadi, rekaman tersebut terperangkap di bagian dengan lirik “Girl You Know…” dan bagian itu terus dimainkan berulang-ulang, sampai akhirnya duo tersebut lari dari atas panggung. Beberapa saat kemudian akhirnya ketahuan bahwa orang-orang yang membuat album tersebut untuk mereka telah menggunakan 5 orang artis yang berbeda untuk merekam semua lagu-lagu mereka, dan tidak ada dari antaranya yang merupakan Milli Vanilli. Fab dan Rob, rambut mereka ternyata adalah wig, mereka bahkan tidak bisa berbahasa Inggris ketika diwawancarai, dan pada akhirnya Grammy Award yang telah diberikan diambil kembali dari mereka. Mereka dipermalukan, dan sekarang kamu tidak pernah mendengar tentang mereka lagi.
Presiden Lincoln mengatakan hal ini, “Anda bisa menipu semua orang selama beberapa waktu, atau beberapa orang setiap waktu, tetapi Anda tidak akan dapat menipu semua orang setiap waktu”. Tetapi, teman-teman, bahkan jika kamu dapat melakukannya, apakah kamu mendengar apa yang Alkitab katakan, kamu tahu bahwa ada hal lain yang benar: Kamu tidak bisa menipu Allah kapanpun. Itulah yang dikatakan Alkitab, “Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui”.
Teman, apakah kamu hidup dalam kebohongan? Apakah kamu orang yang sama ketika kamu berada di gereja dengan ketika kamu berada di tengah-tengah keluargamu, di tengah-tengah teman-teman kerjamu, di tengah-tengah sanak serumahmu? Apakah kamu orang yang sama dengan ketika kamu berada bersama-sama dengan suamimu, atau istrimu, anak-anakmu? Apakah kamu orang yang sama dengan ketika kamu sedang sendirian saja? Cara kamu berbicara, hal-hal yang kamu nonton dan kamu dengarkan, hal-hal yang kamu lakukan, adakah topeng-topeng yang berbeda yang kamu pakai dan lepas dan pakai dan lepas untuk orang-orang atau situasi-situasi yang berbeda hanya untuk menyembunyikan dirimu yang sebenarnya? “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.”
Namun demikian, walaupun kita mengetahui bahwa kemunafikan itu buruk, kita tetap melakukannya, bukan? Dan kita melakukannya karena kita takut terhadap hal yang salah atau kita gagal mendegarkan siapa yang sebenarnya harus kita takuti.
Siapa yang Kamu Takuti?
12:4 “Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 12:5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!”
Alasan kita berbohong dan menggunakan topeng-topeng yang berbeda jenisnya, adalah karena kita takut akan apa yang orang-orang lain akan pikirkan apabila mereka tahu diri kita yang sebenarnya. Bahkan ketika kita tahu bahwa lelucon-lelucon kotor dan bersifat seksual tidaklah tepat bagi orang-orang kepunyaan Allah, kita tetap ikut tertawa, tetap ikut bergabung di dalam pembicaraan tersebut, karena kita takut untuk menjadi berbeda. Kita takut untuk terlihat tidak keren, tidak asyik. Atau bahkan ketika kita percaya bahwa ada cara-cara yang lebih baik untuk membelanjakan uang kita, bahkan ketika kita percaya bahwa mengikuti trend fashion yang terbaru sebenarnya bukanlah hal yang penting, kita tetap ikut berbelanja bersama teman-teman yang mengundang kita. Kita membeli sepatu-sepatu baru seperti halnya mereka membeli sepatu-sepatu yang lebih banyak karena kita takut ditolak atau didorong keluar dari lingkaran teman-teman kita.
Tetapi, saudara-saudara, waspadalah terhadap kekuatan, bukan hanya tekanan dari orang sekeliling, tetapi juga dari hati yang berdosa di dalam dirimu. Kamu lihat, dosa seringkali dimulai dari rasa takut, dan ketika kamu mulai melakukannya, ia akan menjadi lebih kuat dan lebih kuat lagi, dan sulit untuk dibuang. Dan apa yang pertama-tama kamu pikirkan sebagai dosa, tidak lama kemudian sama seperti obat-obatan terlarang yang setelah kamu coba kamu akan mulai merindukannya lagi. Jadi bagaimana kamu dapat menahan cobaan untuk berdosa, bagaimana kamu dapat menahan cobaan untuk menjadi munafik? Lagi, di ayat 4 – ayat 5: “takutlah pada Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka”. Sangatlah sulit ketika orang-orang menghakimimu. Kadang sulit melakukan sesuatu bukan karena orang-orang lain menginginkan kamu melakukannya. Bukan karena kita tidak mau, tetapi karena kita takut mereka menghakimi kita jika kita tidak melakukannya.
Tetapi, teman, ketika kamu melakukan segala sesuatu, jangan lakukan itu karena orang lain menginginkannya. Hal terburuk yang bisa seseorang lakukan adalah membunuhmu. Itu kedengaran buruk, bukan? Siapa yang mau terbunuh, itu merupakan hal yang mengerikan. Tetapi perhatikan apa yang dikatakan Alkitab. Kematian, tidak peduli berapa buruknya itu, bukanlah hal terburuk yang bisa terjadi padamu. Lebih buruk daripada kematian adalah neraka, dan tidak ada kewenangan di dunia ini yang dapat mengirim kamu ke neraka kecuali Allah sendiri. Ia memiliki wewenang untuk mematikan dan mengirim orang ke neraka. Perhatikan bahwa tidak dikatakan kita tidak boleh takut hal-hal yang lain dan melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan. Tentu ada orang-orang yang harus kita takuti, tetapi alasan tertinggi haruslah karena Allah dan karena apa yang Dia katakan boleh dan tidak boleh kita lakukan.
Tapi tunggu, bukankah itu beresiko? Bukankah menaruh hidup kita di dalam tangan Allah juga sama berbahayanya seperti menaruh hidup kita di dalam tangan orang lain? Tentu tidak demikian. Allah tidak seperti orang-orang lain. Ia tidak seperti teman-temanmu, atau bahkan sanak keluargamu, yang mungkin hanya mengasihimu ketika kamu mengasihi mereka dan melakukan hal-hal yang mereka ingin kamu lakukan. Allah tidak memanfaatkan manusia atau menyalahgunakan manusia. Manusia memanfaatkan manusia, manusia menyalahgunakan manusia, manusia ingin kamu melakukan hal-hal yang memuaskan mereka, dan bahkan setelah kamu melakukannya, tidak ada jaminan bahwa mereka akan mengasihi dan melindungimu, tidak ada jaminan bahwa mereka tidak akan mengatakan hal-hal yang buruk tentangmu bahkan setelah segala sesuatu yang kamu lakukan untuk mereka. Tetapi tidak demikian dengan Allah.
12:6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, 12:7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Ketika kamu takut Allah, maka Dia yang akan berjaga di belakangmu. Jika Allah tahu segala sesuatu yang terjadi pada setiap burung pipit di atas bumi ini (yang tidak berharga, dikatakan lima ekor dua duit pada masa itu), Ia tidak melupakan mereka sama sekali, maka Allah juga tahu tentang kamu dan kamu jauh lebih berharga di hadapanNya. Tidak seperti orang-orang lain, Allah tidak akan meninggalkan orang-orang yang takut kepadaNya.
Bagaimana kita tahu bahwa kita takut kepadaNya? Bagaimana kita tahu kita adalah kepunyaanNya?
12:8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. 12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. 12:10 Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. 12:11 Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. 12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.”
Teman-teman, adalah satu hal untuk mengatakan bahwa kamu adalah pengikut Yesus, tetapi adalah hal yang berbeda, yang jauh lebih sulit, untuk mengatakan bahwa kamu adalah seorang pengikut Yesus di hadapan orang-orang lain. Ini jauh lebih sulit. Namun demikian, dengarkah kamu akan janjinya, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah”? Janji yang Yesus buat di sini adalah bahwa jika kamu berkata kamu orang-orang Kristen dan kamu hidup di antara orang-orang lainnya, maka pada hari penghakiman Yesus akan berbicara sebagai perwakilan dirimu, menjamin keselamatanmu. Itulah janjinya.
Tetapi dengarkan juga peringatannya: “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah”. Ingat konteks Lukas 12. Kerumunan orang sedang berkumpul, Yesus berada di jalannya ke Yerusalem untuk disalibkan. Di sana Ia akan dihina, Ia akan mati. Pada saat itu kumpulan orang-orang tersebut berdesak-desakan ke arah Yesus. Pertanyaannya untuk murid-murid Yesus adalah, apakah yang akan mereka lakukan? Akankah mereka mengakui Yesus dan menerima resiko kematian tetapi pergi ke surga, atau akankah mereka menyangkal Yesus dan diterima oleh kerumunan orang-orang tetapi pergi ke neraka? Tetapi, teman-teman, penting untuk mengerti apa artinya mengakui Anak Manusia dan apa artinya menyangkalnya. Ini lebih daripada sekedar kata-kata pengakuan atau penyangkalan. Ya, kata-kata tersebut tentu tentu terlibat, tetapi ada yang lebih daripada itu.
Jadi, perhatikan ayat 10, “Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni”. Kita lihat, bahwa adalah hal yang mungkin, di bawah tekanan-tekanan tertentu, keadaan-keadaan tertentu, di dalam saat-saat yang lemah, untuk menyerah pada kerumunan orang, dan mengatakan sesuatu tentang Yesus yang kita tidak percaya. Hal itu dapat terjadi. Ada saat-saat kemunafikan. Ada saat-saat kelemahan di dalam hidup Kekristenan, karena kita hanya berusaha untuk hidup untuk Yesus secara sempurna, tetapi kita belum berada di kesempurnaan itu. Dan ketika kemunafikan itu terjadi, tentu saja di depan orang-orang, menolak dan menyangkal Yesus, sang Raja yang mati untukmu, merupakan sesuatu yang sangat tidak diinginkan. Tetapi apabila hal itu terjadi, kamu tidak akan pergi ke neraka karenanya. Jika hal itu terjadi padamu, perhatikan apa yang dikatakan di sana, “ia akan diampuni”. Karena Kekristenan bukanlah tentang menjadi sempurna saat ini. Tetapi, hal ini tidak hanya tentang kata-kata pengakuan atau penyangkalan, tidak hanya tentang waktu atau saat pengakuan atau penyangkalan tersebut. Ini lebih daripada itu: mengakui atau menyangkal bahwa Yesus adalah dia yang Allah dengan RohNya telah nyatakan sebagai Mesias dan juru selamat dunia ini. Percayakah kamu bahwa Yesus adalah juru selamat dunia ini, bahwa Allah dengan RohNya telah menyatakan bahwa dialah yang kamu perlukan? Jika kamu menolaknya, maka tidak akan ada harapan lagi untukmu. Lihatlah apa yang dikatakan di ayat 10b, “tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni”.
Di Lukas 4, kita diberitahu bahwa Yesus ketika ia pergi ke salah satu rumah ibadah orang Yahudi, ia membuka sebuah gulungan kitab nabi Yesaya, dan Ia membaca kata-kata ini:
4:18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Ketika Yesus membaca bagian ini dari Perjanjian Lama, Dia menyatakan bahwa Allahlah yang memilih Dia dengan RohNya dan bahwa dialah yang akan menjadi juru selamat dunia ini. Jadi apa artinya menghujat Roh Kudus? Artinya adalah menolak kebenaran ini, menolak pernyataan Roh Kudus bahwa Yesus adalah sang juru selamat dunia ini yang dipilih Allah. Dan jika kamu menolak Roh Kudus ini, jika kamu menghujat Roh Kudus, maka tidak ada lagi pengampunan. Karena dengan menolak cara Allah menyelamatkan kamu maka artinya tidak ada cara lain untuk kamu dapat diselamatkan. Itulah artinya. Jadi, walaupun kamu dapat diampuni untuk berbicara hal yang buruk dan tidak benar tentang Yesus, dengarkan peringatannya, bahwa tidak akan ada pengampunan jika kamu tidak bersandar pada Yesus.
Namun demikian, masih ada hal yang lebih daripada itu. Ketika ada tekanan-tekanan untuk menolak Yesus, lihat apa yang Alkitab katakan sebagai penghiburan bagi murid-murid Yesus:
12:11 Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. 12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.”
Teman-teman, bagi murid-murid Yesus, ketika mereka mengikuti Yesus ke Yerusalem dan kemudian ke ujung-ujung dunia untuk menyatakan kepada seluruh manusia bahwa Yesus adalah sang pilihan Allah, mereka menghadapi penganiayaan, ejekan, penjara, dan akhirnya kematian. Bagaimana mungkin mereka bisa bertahan menghadapi berbagai tekanan dan ancaman tersebut? Lagi, kita diingatkan bahwa Allah menjaga mereka. Allah akan memperhatikan dan melindungi mereka. Allah akan membantu mereka melalui berbagai situasi tersebut. Allah tidak akan meninggalkan kita tanpa pertolongan. Ia tidak akan meninggalkan orang-orangNya ketika mereka menghadapi penganiayaan.
Kesimpulan
Teman-teman, di dalam bacaan ini, Yesus memberi tahu kita semua yang menyebut diri kita orang-orang Kristen, pengikut-pengikut Yesus, untuk berhati-hati terhadap ragi orang Farisi, yaitu berhati-hati terhadap kemunafikan. Kita diberitahu untuk takut kepada Allah dan bukan pada kerumunan orang, untuk mengakui Yesus di hadapan manusia dan untuk mengetahui bahwa Allah melindungi kita. Bukankah ini suatu hal yang mengagumkan? Oleh sebab itu, siapa yang kamu takuti? Di dunia ini siapa yang kamu takuti? Apakah kamu seorang munafik? Apakah kamu menyadari bahwa tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui? Kita harus takut kepada Allah yang memiliki kewenangan untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Tetapi jika kamu mengakui Yesus di hadapan manusia, maka betapa besarnya penghiburan yang tersedia, mengetahui bahwa kita tidak perlu takut karena kita jauh lebih bernilai di hadapan Allah dibandingkan dengan begitu banyaknya burung pipit.